Disudut pedesaan terpencil, dibawah kaki gunung sindoro yang
dinginnya menusuk ke saraf terluar kulit. Aku melihat sebuah kekaguman
umat-umat kecil manusia yang begitu mendamba rajanya raja. Mereka adalah
siswa-siswa sebuah sekolah SMA berbasis islam. Mereka diajari dengan metode
tradisonal yang dimodifikasi dengan semangat islam dan sains.
Mereka bahagia keterkungkungan dan keterbatasan mereka
berbuah sebuah ilmu yang mungkin didamba oleh orang-orang diluar sana. Mereka
terkungkung oleh sistem pendidikan dalam sekolahnya yang berbasis islam. Mereka
seakan menikmati keterkungkungannya dengan melampiaskan sebuah prestasi. Bukan
sebuah prestasi yang biasa tapi sebuah prestasi yang mampu mengalahkan
sekolah-sekolah umum dan dianggap diunggulkan.
Kehidupan mereka dipenuhi keterbatasan dalam melihat dunia.
Mereka seakan hanya disuruh melihat masjid, pagar pembatas sekolah mereka, dan
barisan ayat suci alquran dan kitap-kitap agama dan sains yang diajarkan.
Mereka harus melaksanakan kegiatan hal tersebut dan harus menikmati apa yang
mereka lakukan selama menempuh pembelajaran di sebuah lembaga tersebut.
Aku melihat sebuah kenyataan, mereka yang terkungkung akan
bisa lebih berpikir dan lebih mampu dibanding orang yang hanya biasa-biasa
saja. Mereka yang penuh keterbatasan mereka bisa mempelajari lebih dari
orang-orang yang biasa. Mungkin itulah salah satu kekuasaan Tuhan ketika semua yang
tidak mungkin menjadi mungkin. Sebuah hal yang tak bisa dinalar bisa dimengerti
lagi.
Aku yakin, mereka disetiap hembusan nafasnya mempunyai
mimpi-mimpi besar yang melebihi aku. Aku yang menyia-nyiakan waktu. Aku yang
hanya diam dibalik tirai kemunafikan. Inikah yang disebut sebuah barokah ketika jiwa memilih iklas menerima,
ketika jiwa mau menghayati cinta. Walau harus terluka oleh dunia. Kami manusia
harus tetap setia menikmati jalan yang telah digariskan.
Takkan pernah ada sebuah mimpi yang mati dibalik ribuan
harap. Harap yang selalu dipanjatkan. Harap yang slalu di tanamkan dalam jiwa yang
mulai padam akan kepercayaaan pada sesuatu yang tak nyata.
Kami adalah manusia, yang kesalahan pasti ada dalam diri
saya. Yang tak pernah mengerti dengan apa yang saya ucap dan saya tulis.
Indonesia membutuhkan sebuah mimpi yang harus diperbaiki. Mempunyai
jiwa-jiwa pembangun yang harus di pahami. Karena kehidupan adalah anugrah
terbesar ang hanya bisa dirasakan oleh sebagian orang semata.-Salam bawah sadar...
Tidak ada komentar:
Posting Komentar