Kulihat diriku hari ini. Merasa
kesasar ke sebuah universitas kecil swasta yang cukup membosankan. semua terasa
membatasiku dalam lingkup sekecil ini. Tak ada yang menarik tak ada yang
membuatku tertarik. Semua terasa hambar dan pahit selalu mewarnai lidah yang
mengharapkan sesuatu yang lain. mulutkumerasa mual dan membutuhkan makanan
intelektual yang kreatif sehingga mampu membungkam rasa keegoisanku.
Detik demi detik kusadari,
Batasku yang sesungguhnya adalah diriku sendiri. Mengekang dalam kotak kebodohan dan prasangka buruk.
Seandainya waktu Ijinkanlah aku, menegaskan diriku untuk tidak menyerah kepada
rasa malas, agar aku tetap menikmati takdirku walau dalam kesedihan, dan agar
aku tidak berpihak kepada dugaan-dugaan buruk yang hanya menjadikanku penunda
ketika itu.
Aku hanya bisa berdoa dan
bertekuk lutut tak berdaya, “Tuhan, rahmatilah proses pengembangan pribadiku
hari ini, agar aku lebih cepat, agar aku tidak membatasi yang mungkin aku
capai”.
Jikaku berharap dalam langkah
terlelapku malam ini, harapanku agar Tuhan membeningkan hatiku dari
penyesalan-penyesalan akan waktu yang berlalu terlalu cepat, sehingga Kita
bangun pagi sebagai jiwa yang damai yang penuh keramahan.
Aku yakin, mentari pasti bersinar
kembali dan aku akan memulai kehidupan yang bebas dari penyesalan, sepotong
daging yang bersabar menghadapi kesulitan. Sepotong daging yang damai dalam
menanti hasil dari kerja keras. Sebuah pribadi yang siap tegap tersinggung
dengan komentar yang merendahkan pendapat, pengetahuan, atau kebijakan. Pribadi
yang tak pernah lelah memberikan penghormatan kepada ilmu dan kebijaksanaan
sangat ditentukan oleh kedalaman pengertian.
Sebuah pepatah ketika Orang yang
dangkal pikirannya akan mengira samudera juga dangkal. Maka, memilih untuk
mengasihaninya, daripada harus merasa kesal kepadanya. Orang dangkal
komentarnya dangkal. Aku yang tahu bahwa aku tahu, mencoba tetap damai dan
tetap memelihara kerendahan hati.
Mari taburkan kasih sayang dalam
upaya membangun keberhasilan. Kumengerti “Orang bisa menjadi kaya raya tanpa
kasih sayang, tapi tak mungkin damai dan berbahagia. Orang bisa menjadi raja
tanpa kasih sayang, tapi tak mungkin dekat dan dihormati oleh rakyatnya. Orang
bisa menjadi tersohor tanpa kasih sayang, tapi pasti bersedih dalam
kesendiriannya yang sepi. Kasih sayang adalah pemasti kebaikan hatiku di dalam
kejayaan atau dalam masa-masa yang menguji kesabaran”.
Sekarang, aku hanya akan mencoba
tersenyum, dan merasakan bagaimana teduhnya rona wajah mereka, Hati yang penuh
kasih sayang dari manusia yang telah menemukan hidup mereka lebih tinggi dari
langit. Bagiku yang masih tak mampu membendung kebesaran dari keinginanku. Yang
masih mencoba untuk meresapi sisa gelas yang tersisa ini. Menyusun proyek untuk mencapai langit, memoles agar
cemerlang. Semoga berujung untuk membahagiakan hati sesama, menjadikanku satu
dari seribu mahluk bijak di mata yang berbeda. Namun, walau kecemerlanganku
hanya untuk kebahagiaan sesamaku.
Tidak ada komentar:
Posting Komentar