pijar

pijar

Sabtu, 07 Desember 2013

BATASKU BUKAN LANGIT BIRU



Kulihat diriku hari ini. Merasa kesasar ke sebuah universitas kecil swasta yang cukup membosankan. semua terasa membatasiku dalam lingkup sekecil ini. Tak ada yang menarik tak ada yang membuatku tertarik. Semua terasa hambar dan pahit selalu mewarnai lidah yang mengharapkan sesuatu yang lain. mulutkumerasa mual dan membutuhkan makanan intelektual yang kreatif sehingga mampu membungkam rasa keegoisanku.
Detik demi detik kusadari, Batasku yang sesungguhnya adalah diriku sendiri. Mengekang  dalam kotak kebodohan dan prasangka buruk. Seandainya waktu Ijinkanlah aku, menegaskan diriku untuk tidak menyerah kepada rasa malas, agar aku tetap menikmati takdirku walau dalam kesedihan, dan agar aku tidak berpihak kepada dugaan-dugaan buruk yang hanya menjadikanku penunda ketika itu.
Aku hanya bisa berdoa dan bertekuk lutut tak berdaya, “Tuhan, rahmatilah proses pengembangan pribadiku hari ini, agar aku lebih cepat, agar aku tidak membatasi yang mungkin aku capai”.
Jikaku berharap dalam langkah terlelapku malam ini, harapanku agar Tuhan membeningkan hatiku dari penyesalan-penyesalan akan waktu yang berlalu terlalu cepat, sehingga Kita bangun pagi sebagai jiwa yang damai yang penuh keramahan.
Aku yakin, mentari pasti bersinar kembali dan aku akan memulai kehidupan yang bebas dari penyesalan, sepotong daging yang bersabar menghadapi kesulitan. Sepotong daging yang damai dalam menanti hasil dari kerja keras. Sebuah pribadi yang siap tegap tersinggung dengan komentar yang merendahkan pendapat, pengetahuan, atau kebijakan. Pribadi yang tak pernah lelah memberikan penghormatan kepada ilmu dan kebijaksanaan sangat ditentukan oleh kedalaman pengertian.
Sebuah pepatah ketika Orang yang dangkal pikirannya akan mengira samudera juga dangkal. Maka, memilih untuk mengasihaninya, daripada harus merasa kesal kepadanya. Orang dangkal komentarnya dangkal. Aku yang tahu bahwa aku tahu, mencoba tetap damai dan tetap memelihara kerendahan hati.
Mari taburkan kasih sayang dalam upaya membangun keberhasilan. Kumengerti “Orang bisa menjadi kaya raya tanpa kasih sayang, tapi tak mungkin damai dan berbahagia. Orang bisa menjadi raja tanpa kasih sayang, tapi tak mungkin dekat dan dihormati oleh rakyatnya. Orang bisa menjadi tersohor tanpa kasih sayang, tapi pasti bersedih dalam kesendiriannya yang sepi. Kasih sayang adalah pemasti kebaikan hatiku di dalam kejayaan atau dalam masa-masa yang menguji kesabaran”.
Sekarang, aku hanya akan mencoba tersenyum, dan merasakan bagaimana teduhnya rona wajah mereka, Hati yang penuh kasih sayang dari manusia yang telah menemukan hidup mereka lebih tinggi dari langit. Bagiku yang masih tak mampu membendung kebesaran dari keinginanku. Yang masih mencoba untuk meresapi sisa gelas yang tersisa ini. Menyusun proyek  untuk mencapai langit, memoles agar cemerlang. Semoga berujung untuk membahagiakan hati sesama, menjadikanku satu dari seribu mahluk bijak di mata yang berbeda. Namun, walau kecemerlanganku hanya untuk kebahagiaan sesamaku.

Tidak ada komentar:

Posting Komentar